keluarga mentari

Patah tumbuh hilang berganti Mekar harum bak mewangi..... Aku lupa ini lagu dari mana, dulu kayaknya sering dinyanyikan saat masih SMA dulu. Tapi tidak terlalu penting dari mana lagunya, tapi maknanya yang akan kita ambil. Bahwasannya hidup ini selalu berputar dan terus berputar menghantarkan yang tua ke haribaannya dan menjadikan yang muda untuk menggantikannya. Ini sangat cocok dengan apa yang keluarga kami alami, minggu kemarin kami mengantarkan anak pertama kami untuk perpisahan sekolah dasarnya, sekarang hari ini (29 Juni 2015) kami  mengantarkan anak hebat kami (Fashal Ilyas Sukmana) untuk menggantikannya di Sekolah Dasar sebagai murid baru. Sebelum berangkat sekolah kami pesan sekali agar Fahsal berani, kalo dipanggil guru nyahut, ditanya nama jawab, dengan teman jangan takut, dan yang paling penting usahakan jangan menangis. Ternyata pesan ini dilaksanakan dengan baik sekali oleh ananda kami ini... kamu anak hebat sayang. Eh ternyata hari ini yang menangis ternyata...

Ada banyak teknik sunatan, pertama adalah dengan cara potong dan dijahit. Cara ini teknik lama yang mungkin angkatan saya (abu Fahsal) masih menggunakan cara ini. Pertama dibius, kemudian dipotong dan dijahit. Proses ini membutuhkan sekitar 1-2 minggu untuk kering. Biasanya  untuk melindungin tempat "itu" digunakan batok kelapa. Kedua teknik laser, teknik ini dicobakan kepada Laskar, cara ini sebenarnya sangat cepat, hanya saja setelah sunat anaknya tidak bisa langsung beraktifitas karena bagian "itu" tidak terlindungi dan juga terasa masih sakit. Cara ketiga, yaitu yang kami cobakan kepada Fashal, teknik Klem. Teknik ini katanya ditemukan di Turki, pertama dipasang klep, disunat kemudian sekitar seminggu kemudian klepnya dibuka. Nah cerita tentang sunat pake klep untuk Fashal sudah ada di postingan sebelumnya, sekarang cerita tentang membuka klep. Dari awal memang kami sudah banyak membaca bahwa proses membuka klep ini tergolong yang agak sakit. Karena saat tabun...

Tanggal 17 Juni 2015, tepat sehari sebelum Ramadhan 1436 H, lebih tepatnya lagi pukul 11.30 WIB ada peristiwa yang harus kami catat. Hari itu adalah hari spesial buat Fashal, karena pada hari rabu tersebut hari dimana Fashal disunat. Tentunya kita "laki-laki" punya kenangan masing-masing saat peristiwa sakral itu terjadi. Sunat itu seperti belajar pertama kali bersepedah, takut-takut tapi mau. Takut karena sering dengar cerita yang seram-seram dari temant-teman dan kakak-kakak. Sunat nanti "titit" nya disuntik, abis itu kebayangkan ujungnya akan dipotong. Tapi pengen karena yang pasti Abi dan Umi dan juga Engkong dan Nyai sudah menjanjikan macem-macem. Pengen setelah diceritakan seram diakhiri dengan cerita tentang persen (ini istilah agak aneh, apa coba hubungan persen (%) dengan sunat). "Aku dulu dapat persen 3 juta", kata Laskar Khansa nyambung, "Tapi kan Laskar nangis sambil pegang kuping waktu di suntik, terus abis obat biusnya habis teriak-...